31 Juli 2010

Ketika Allah Memilihmu untukku ...

Ketika Allah Memilihmu Untukku..

( Oleh Aztriana 180610/ 01'50 Makassar.. ^_^v )


Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku.. Ingin ku beri tahu padamu.. 

Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia.. Orang tua yg begitu sempurna.. 

Dengan cinta yg begitu membuncah..Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..

Maka, padamu ku katakan..

Saat Allah memilihmu dalam hidupku,

Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..

Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..

Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,

Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan..

Maka, ketika Dia memilihmu untukku, saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu. Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna.. 

Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..

Karena kelak kita akan satu. Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku, 

Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yg Allah pilihkan untukku..

Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah,

Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya.. Maka ketika Dia memilihmu untukku, 

Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..

Itulah visi pernikahan kita..Ibadah pada-Nya ta'ala..


Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku..

Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..

Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..

Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah,

Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan..Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah.. 

Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..

Namun tatap mataku, tersenyumlah.. Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu.. 

Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah..Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu.. 

Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..


Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..

Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..

Maka dimataku kau adalah yang terindah, Kata2mu adalah titah untukku, 

Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu..

Maka kalau kau berkenan ku meminta.. Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…

Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..


Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…

Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..

Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga..

Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah, Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad.. 

Yang darahnya mengalir darah syuhada..Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka.. 


Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka..

Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…

Ku memohon padamu.. Ridholah padaku,

Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..

Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..

Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..


http://www.facebook.com/note.php?note_id=426893740848&id=291202364354&ref=mf

Munakahat Award

Awalnya (versi saya) Teh Rona yang mengusulkan, agar ada perekat hubungan diantara kita. KITA:Rekan seangkatan Jurusan PSikologi Pendidikan dan Bimbingan yang mungkin dari waktu ke waktu akan berpisah, kembali ke kampung halaman dan meninggalkan Bandung tempat kita menuntut ilmu. 

Juga didasari oleh adanya tugas perkembangan Havighurst yang kena banget pada usia kami. Tugas perkembangan yang dimaksud adalah mempersiapkan diri menuju pernikahan.

Maka, tercetuslah "Munakahat Award" alias Penghargaan Pernikahan. Di simbolkan dengan piala bergilir, dan piagam penghargaan tetap a.k.a hak milik. 

Yang saya ingat yang pertama mendapatkannya adalah ORIN.

Mulai berjalannya waktu, yang mendapat penghargaan ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, tidak terperhatikan. Tapi mulai yang ke-7, ke-8, ke-9 dan sekarang yang ke-10 mulai menelisik hati.

Hehehe...

Ingin juga pegang Piala Bergilir yang bntuknya hati itu...hukshuks

Yang ke-10 itu Imot. Sahabat seperjuangan Skripsi. Hmm...suka cita di hati ini, alhamdulillah...


Tapi, saya kapan ya? Yang ke-....???


SEmoga saja secepatnya ^_^

aaamiin....

hehheheh

 

27 Juli 2010

tentang dia

ada sebuah pengakuan dalam hati

tentang dia

semua hal tentang mimpi dan harapan, semua hal tentang kesabaran dan penantian, semua hal tentang berfikiran positif dan kejujuran

hingga aku tau sekarang, mengapa Dia rela aku belajar tentang dia...??

karena Dia lewat takdirNya mengajarkanku tentang semuanya
tentang dia dan segalanya

jadi,
bila suatu saat kehendakNya menentukan bahwa yang terbaik bukan tentang dia
aku akan terus tegar
karena sekarang aku tau, mengapa Dia rela aku untuk belajar tentang dia.

25 Juli 2010

Kemarau...

Terpikir untuk mengakhiri saja, Meninggalkan berjuta harapan dengan satu waktu. Lalu memulai kembali menautkan mencari hati.. Yang mungkin terbuka untuk lebih memahami...
***

Semakin lama, ternyata semakin terasa. Sisa-sisa hujan di musim kemarau yang menyejukkan itu kembali hilang, meninggalkan kemarau yang membutuhkannya. Sesekali datang untuk menyegarkan, tapi sering kali pergi menghilang.
Dia selalu datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit. Setahun sebulan lewat sekian hari kemarau masih berharap. Dan sepertinya harapan kian akan panjang. Janji datang, sang hujan mengacaukannya. Seharusnya hujan tidak berjanji, dan kemarau tidak berharap. Itu aku rasa seharusnya.
Mengindahkan kata-kata langit pada suatu sore, kemarau termenung. Ia agak mendung. Tetapi rupanya di hatinya tetap ada hujan. Pernah angin bertanya, mengapa kemarau selalu menantikan hujan? Padahal, angin bersedia mengantarkannya pada salju.
Terus angin bertanya...
Suatu ketika kemarau berfikir, mungkin salju akan rutin menemaninya.
Kemarau beranjak, angin dengan lembut mempersiapkan segalanya.
Tetapi, tiba-tiba hujan kembali datang... Angin tak kuasa menahan keharuan, ia pergi menemui salju sendiri.
Kemarau dan hujan berganti. Kemarau tersenyum, ia memberi kesegaran. Tapi tidak lama kemarau tersenyum, ia sekarang semakin tahu bahwa hujan akan tetap tanpa permisi datang dan tanpa pamit pergi..

Kemarau ....