23 Oktober 2010

Jangan Sedih, Fi ....

jika memang bukan dia yang terbaik ,

jangan sedih ya fiii :)

08 Oktober 2010

Jika Jawaban TIDAK dari TUHAN

Bruk..!!

Bundelan kertas itu jatuh tepat di hadapanku.

“Gila bener tuh, perasaan udah banting tulang nyiapin laporan ini masih aja engga dianggap. Maunya apa siih??!!” Fida menggerutu melengkapi suara jatuhnya laporan itu. Aku nyengir kebingungan.

“Coba bayangin Nis… semaleman engga tidur, gara-gara laporan sialan ini, eh ini malah … hiiiiihhh gara-gara kurang aja satu udah di tolak.. udah gitu yaa Niss…… “ blab la bla… keluhan-keluhan Fida melengkapi iringan “Bruk” lainnya… dan aku tetap nyengir. Aku merasakan “gendok”-nya penolakan itu. Tapi buat apa menggerutu, toh engga akan menyelesaikan masalah.

*

Perjalanan pulang ini aku lewati seperti mengejar awan di kaki langit. Merasa dekat tapi tidak sampai-sampai. Lelah rasanya melewati laporan bulanan, bulan ini ganti atasan, semua laporan bulanan di obrak abrik. Yaa engga masalah kalo emang ada ketentuan baru, tetapi kan bagusnya kasih contoh formatnya, sebelum di buat. Hmm…yaah ngedumel juga seeh pada akhirnya .. hhehe.

Permasalahan di kantor sebenarnya dapat membuat aku kembali bersemangat. Setelah terjatuh kemarin. Bukan terjatuh secara fisik, tetapi mental. Mental?? Waah parah juga ya…??

Hampir dua tahun bersama Mas Ruby, selama itu juga sedikit banyak aku mengetahui siapa dia, dan selama itu juga aku bertanya-tanya apakah dia yang Tuhan pilih untukku?

Orangnya yang tidak banyak bicara membuat aku selalu berusaha menafsirkan apa yang ada di kepalanya. Dan selama ini aku merasa selalu bersabar, menunggunya memberikan kepastian. Kepastian tentang masa depan hubungan ini.

Tetapi aku tahu, bukan dia yang tak mau, tapi waktu yang belum pasti memberikan kepastiannya. Pekerjaannya sebagai abdi Negara mengharuskan dia bekerja di luar pulau sana jauh dari keluarganya. Aku tahu, bahkan aku rasa aku sangat tahu, bukan inginnya seperti ini. Tapi sumpahnya sebagai Bhayangkara membawanya jauh kesana, ”dan ini resikonya, de..” ucapnya ketika kami membahas tentang pekerjaannya.

Tapi semengerti apa aku, sebesar itu pula ketidakmengertianku tentang sesuatu, yang orang bilang ini kesabaran. Aku terkadang menangis sendiri untuk menenangkan hati. Banyak kejadian yang mungkin Mas Ruby tidak pernah mengerti. Mulai dari beberapa telepon dari perempuan yang mengaku punya hubungan khusus dengan Mas Ruby, dari beberapa pendapat teman-teman Mas Ruby tentang dirinya, dan tekanan orang-orang terdekatku yang merasa aku terlalu sabar untuk Mas Ruby.

Aku selalu bergeming.

Dan yang paling berat bagiku adalah ketika ada seseorang yang mengaku tunangannya Mas Ruby, memintaku untuk memutuskan hubungan dengan Mas Ruby. Aku sangat terpuruk. Aku merasa tidak berkaki, seketika aku terjatuh. Aku demam tinggi, kepalaku pusing tidak terkira.

Keluargaku tidak tahu mengapa sampai aku sakit, Fida yang tahu. Fida memberikan masukan, mungkin Mas Ruby bukan yang terbaik untukku. Tapi, aku tetap mempertahankan hubungan.

Mempercayai diri sendiri, bahwa aku melakukan yang terbaik. Setidaknya untuk diriku, karena jauh dari apa yang aku sadari, aku sangat menyayangi Mas Ruby.

*

Suatu hari, selama 2 hari tidak ada kabar sama sekali dari Mas Ruby, pada awalnya HP Mas Ruby dapat aku hubungi, tetapi setelahnya nomornya tidak aktif. Banyak sekali pertanyaan bersarang di benakku. Apa yang dilakukannya? Dengan siapa dia? Dimana dia berada? Sampai pertanyaan yang menurutku tidak pada tempatnya : Apa sih maunya dengan matikan HP???

I feel that I’m so alone. No One’s here with me, some who’ll understand me.

“Kok keliatannya murung terus, Nis? Kenapa?” Tanya Fida saat itu.

“Lagi banyak yang difikirin, Da… ” Jawabku sambil tersenyum.

“Aneh aku tuh sama kamu, Nis. Walaupun murung tapi tetep aja tenang kliatannya. Hahah” Fida tertawa, tertawanya dapat menarik simpul senyumku. “Tenang sist… aku ada disini untukmu…” katanya sambil merangkulku. Aku terharu. Aku menangis. “Aku disini untukmu,” bisiknya.

*

Pada Fida-lah aku selalu menumpahkan apa yang aku rasakan. Terutama perasaan aku terhadap Mas Ruby dan segala kejadian yang berhubungan dengannya, yang selalu menguras energy positifku. Fida-lah yang selalu dapat membantuku mengambil kesimpulan dan keputusan yang terbaik.

“Nisa percaya Tuhan, kan??” Tanya Fida ketika aku mengeluh dan mengeluh lagi tentang Mas Ruby. Untuk pertanyaan itu aku menggangguk.

“Trus, Nisa percaya Mas Ruby juga, kan??” Tanyanya lagi. Aku memandangnya agak lama. Dan jawabannya aku mengangguk lagi.

“Nah, dari dua itu mana yang Nisa paling percayai??” Fida melancarkan pertanyaan ketiga dengan sangat hati-hati.

“Tuhan” jawabanku mantap, sepenuh hati. Karena secara logika dan teori memang seharusnya seperti itu.

“Naah, memang harusnya begitu, Nisa sayang….. Percaya pada Tuhan aja.. Percaya kalau Mas Ruby yang Dia ridoi untuk Nisa, Dia akan menjaganya untuk Nisa. Tetapi jika bukan Mas Ruby, berarti ada sosok laki-laki lain yang lebih Tuhan ridoi, dan Tuhan akan menjaganya untuk Nisa. Dan Fida harap, Tuhan menjaga Mas Ruby untuk Nisa.. udaah jangan sedih lagi ya…” Kata-katanya menenangkanku, Fida memelukku.

*

Dan sekarang, entah seperti apa perasaan ini…

Aku bingung, jujur saja. Merasa banyak sekali keganjilan dalam hubunganku dengan Mas Ruby. Entah Mas Ruby merasa atau tidak. Dalam sholat-sholatku, dalam pertemuan denganNya, aku selalu berdoa untuk dibukakan jalan yang diridoinya. Agar, jika bukan Mas Ruby, dan bukan juga aku untuk Mas Ruby, Tuhan berikan petunjuk. Aku tidak ingin waktuku terbuang begitu saja.

Aku sholat istikharah..

*

Aku putus dengan Mas Ruby. Mas Ruby telah memiliki pacar dan akan menikah. Begitu pun aku, akan segera menikah. Kami bertemu untuk terakhir kalinya..

“Mas minta maaf sama Adek” katanya

“Ade juga minta maaf, semoga silaturahmi ini berkah..” jawabku.

Aku terbangun, kaget..!! Air mata tak tertahankan, aku menangis sejadinya. Benar-benar menangis. Dan malam itu hanya ada aku dan Tuhan.

Tuhaan, jika ini petunjukMu, beri aku waktu untuk mempersiapkannya.

Beri Mas Ruby juga waktu untuk memberitahu tentang ini kepadaku.

Tuhaan..jika memang ternyata Engkau menjaga Mas Ruby untuk seseorang yang lain, beri aku waktu untuk mempersiapkan ikhlasnya, beri aku kekuatan untuk tetap tersenyum, beri aku waktu untuk tetap bisa berdiri.. Tuhaan…

Aku menangis, benar-benar menangis…

HP ku tiba-tiba berbunyi, ada SMS dr Fida

NIS, JANGAN LUPA BESOK PEMERIKSAAN LAPORAN TERAKHIR.

SEMANGAAT!!

Huufh…

Aku lirik bundelan laporan yang hampir seminggu tidak ku sentuh.

Yaah… masih ada yang perlu aku pikirkan sekarang, bukan hanya tentang Mas Ruby. Segera aku ambil laporan itu. Melihat-lihat apa yang harus aku perbaiki.

HP ku berbunyi, SMS dari Mas Ruby

LOVE YOU…

Entahlah apa yang aku rasakan…

Dan apakah dia merasakan apa yang aku rasakan??

Siapkan aku Tuhaan, jika jawabanMu adalah TIDAK.

06 Oktober 2010

Jika Jawabannya : TIDAK .. ??

Takut,
Jika perjalananku ini terlalu jauh
Jauh meninggalkan kenyataan
Karena, tanpa pernah tahu... terkadang baru aku menyadari
Sesak nanti jika jawabannya TIDAK.

Tuhan beri aku mimpi
Menunjukkan besar kuasaNya
Mengerti apa yang mengganjal di hati

Karena ada kamu, jadi aku mengerti
dan Tuhan dengan pasti berikan bukti

Tapi, hati ini masih takut
jika kuasa dan bukti Tuhan berkata : TIDAK...!!

Ikhlaskan aku ..