16 Januari 2010

Pilihanku..

Aku terima, ketika bait-bait cinta telah dideklamasikan

Meskipun ketika di sana dirimu berdiri -masih ragu- untuk menjemputku

Dan aku -pun masih ragu- ketika harus duduk tertunduk menantimu


Itulah, mengapa aku sertakan Tuhan dalam bait-bait cinta

Bait cinta yang dekapkan hatimu padaku, karena ia telah terdeklamasikan


Aku mencarimu, saat ini...

Mencari harapan yang selalu ada pada dentingan bel pertanda dirimu datang

Tapi tak kunjung dirimu datang, angkuh!

Tak mengertikah apa kata hatiku??


Aku akan diam dan kembali tertunduk, menantimu kembali

Dan tak apalah sesekali mengintip di bawah jendela

Berharap dirimu datang dengan sekuntum harapan yang merekah mekar


Pilihanku adalah dirimu -walau masih ragu-

Dan akan tetap aku sertakan Tuhan dalam bait-bait puisiku

Karena sebenarnya tak pernah aku tahu siapa dirimu

Yang berdiri gagah di sana...


Aku tak mengenal lagi dirimu, saat ini...

Ketika kau sangat angkuh, melewati jendela depan hatiku

Tak masuk untuk melihatku, yang sedang duduk tertunduk..


Pernahkah terpikir, aku ini perempuan?

Pikiranku adalah hatiku, dan saat kau pergi hatiku pun pergi

karena bait-bait puisi telah tertanam dalam hatimu, punyaku..


Aku ragu,

Karena Ku yakin disana pun Dirimu ragu,

Tapi ini pilihanku, tetap duduk menunduk

Menantimu datang menjemput,

dan Tuhaan... jika bukan dia, tunjukkanlah siapa yang terbaik,

agar tidak terlalu lama aku buang waktu untuk duduk tertunduk

menantinya, walau dia pilihanku...



2 komentar:

LISMA MARDIANA mengatakan...

semoga mendapatkan pilihan yang baik

swastarayudha mengatakan...

hehee.. agar tidak terlalu lama ni yee..., sabar ya bu.. hehe

brani memilih harus brani trima risiko, setiap keputusan ada harga yg harus dibayar, jd siap lah mental dan risikonya,