Aku terima, ketika bait-bait cinta telah dideklamasikan
Meskipun ketika di sana dirimu berdiri -masih ragu- untuk menjemputku
Dan aku -pun masih ragu- ketika harus duduk tertunduk menantimu
Itulah, mengapa aku sertakan Tuhan dalam bait-bait cinta
Bait cinta yang dekapkan hatimu padaku, karena ia telah terdeklamasikan
Aku mencarimu, saat ini...
Mencari harapan yang selalu ada pada dentingan bel pertanda dirimu datang
Tapi tak kunjung dirimu datang, angkuh!
Tak mengertikah apa kata hatiku??
Aku akan diam dan kembali tertunduk, menantimu kembali
Dan tak apalah sesekali mengintip di bawah jendela
Berharap dirimu datang dengan sekuntum harapan yang merekah mekar
Pilihanku adalah dirimu -walau masih ragu-
Dan akan tetap aku sertakan Tuhan dalam bait-bait puisiku
Karena sebenarnya tak pernah aku tahu siapa dirimu
Yang berdiri gagah di sana...
Aku tak mengenal lagi dirimu, saat ini...
Ketika kau sangat angkuh, melewati jendela depan hatiku
Tak masuk untuk melihatku, yang sedang duduk tertunduk..
Pernahkah terpikir, aku ini perempuan?
Pikiranku adalah hatiku, dan saat kau pergi hatiku pun pergi
karena bait-bait puisi telah tertanam dalam hatimu, punyaku..
Aku ragu,
Karena Ku yakin disana pun Dirimu ragu,
Tapi ini pilihanku, tetap duduk menunduk
Menantimu datang menjemput,
dan Tuhaan... jika bukan dia, tunjukkanlah siapa yang terbaik,
agar tidak terlalu lama aku buang waktu untuk duduk tertunduk
menantinya, walau dia pilihanku...
2 komentar:
semoga mendapatkan pilihan yang baik
hehee.. agar tidak terlalu lama ni yee..., sabar ya bu.. hehe
brani memilih harus brani trima risiko, setiap keputusan ada harga yg harus dibayar, jd siap lah mental dan risikonya,
Posting Komentar